
Banyak siswa Indonesia yang sudah belajar IELTS berbulan-bulan, tapi tetap tidak bisa menembus skor 7 di bagian speaking. Padahal grammar sudah bagus, kosakata cukup, bahkan sering latihan. Jadi apa yang salah? Penyebabnya sering kali bukan karena kemampuan bahasa Inggris yang buruk, tapi karena kesalahan kecil yang diulang terus tanpa disadari.
Dalam artikel ini, kami akan membagikan 5 kesalahan umum IELTS Speaking yang paling sering dilakukan oleh siswa Indonesia.
Speaking adalah bagian paling dinamis dalam tes IELTS karena penilaiannya tidak hanya dari apa yang kamu ucapkan, tapi juga bagaimana kamu menyampaikannya.
Tes ini terdiri dari tiga bagian:
“Sebagian besar siswa di Indonesia bukan tidak bisa berbicara, tapi terlalu takut salah. Akhirnya mereka berhenti berpikir seperti penutur bahasa Inggris dan malah memikirkan grammar di setiap kalimat.”
Kesalahan pertama ini hampir dilakukan sembilan dari sepuluh peserta ujian. Karena takut salah, mereka memilih berbicara lambat, berhenti di tengah kalimat, atau mengulang kata-kata yang sama.
Padahal penguji IELTS tidak hanya mencari grammar sempurna, tetapi juga kelancaran berbicara dan struktur logis.
Contoh kesalahan:
“In my opinion… um… I think… it is… very… important… because…”
Kalimat ini benar secara tata bahasa, tapi terlalu banyak jeda yang mengganggu alur bicara.
Tips dari AUG:
Latih diri untuk berbicara dengan alur alami seperti saat ngobrol. Gunakan filler words dengan tepat seperti “you know”, “actually”, atau “I mean” untuk menjaga ritme percakapan.
Banyak siswa datang ke tes dengan hafalan jawaban dari buku atau video di YouTube. Begitu pertanyaannya sedikit berbeda, mereka langsung panik.
“Penguji IELTS bisa langsung tahu mana jawaban yang dihafal. Intonasi dan ekspresinya datar, tidak ada improvisasi. Skor fluency bisa turun drastis.”
Contoh jawaban hafalan:
“Technology is very important because it makes our life easier and more comfortable.”
Kata-katanya terdengar sempurna tapi terlalu generik.
Solusi:
Daripada menghafal, siapkan template berpikir. Misalnya:
Dengan begitu kamu bisa menyesuaikan jawaban tanpa kehilangan struktur.
Salah satu alasan skor IELTS speaking stagnan di 6 adalah karena jawaban yang terlalu pendek.
Contohnya:
Examiner: “Do you like reading books?”
Candidate: “Yes, I do.”
Hanya menjawab satu kalimat tanpa penjelasan akan menurunkan skor coherence and fluency.
Tips dari AUG:
Gunakan pola Answer + Reason + Example.
“Yes, I do. Reading helps me relax after school. I especially enjoy mystery novels because they challenge me to think critically.”
Dengan menambahkan alasan dan contoh, jawabanmu terdengar lebih alami dan ekspresif.
Banyak siswa berlatih speaking sendirian tanpa tekanan waktu dan tanpa feedback. Akibatnya, saat menghadapi penguji sungguhan, mereka langsung gugup.
Siswa yang ikut simulasi dua kali lebih cepat meningkatkan skor karena mereka terbiasa dengan ritme tes.
Tips latihan dari AUG:
Banyak peserta tes gagal bukan karena kemampuan, tetapi karena rasa cemas berlebihan. Mereka takut penguji akan menilai buruk atau tidak paham aksen mereka.
Padahal, IELTS tidak menilai aksen, asalkan pengucapanmu jelas dan konsisten.
“Kunci utama di ruang ujian adalah percaya diri. Penguji tidak ingin mendengar jawaban sempurna, tetapi ingin tahu bagaimana kamu mengekspresikan ide dengan percaya diri.”
Tips cepat:
Sebelum tes, cobalah small talk ringan dalam bahasa Inggris selama beberapa menit, seperti memesan kopi atau berbicara dengan teman. Ini membantu otak berpindah ke mode “English thinking”.
Agar latihanmu lebih efektif, berikut beberapa topik yang sering muncul di IELTS Speaking Part 2 dan Part 3:
| Tema | Contoh Pertanyaan |
|---|---|
| Pendidikan | Describe a teacher who inspired you. |
| Teknologi | Do you think smartphones make life easier? |
| Gaya Hidup | Describe a memorable trip you had. |
| Lingkungan | What can individuals do to protect nature? |
| Karier | Do you prefer working in a team or by yourself? |
Untuk berhasil mencapai skor 7.5 ke atas, berikut pola belajar yang paling efektif menurut konselor AUG:
Gunakan timer dan latih durasi berbicara dua menit penuh.
Buat daftar kata berdasarkan topik (education, travel, technology).
Koreksi dari konselor atau native speaker lebih efektif daripada belajar sendiri.
Setiap dua minggu, ikuti mock test agar terbiasa dengan format ujian.
1. Apakah aksen penting di IELTS Speaking?
Tidak. Penguji menilai kejelasan dan kelancaran, bukan aksen tertentu.
2. Apakah saya boleh meminta penguji mengulang pertanyaan?
Boleh. IELTS menilai komunikasi, jadi meminta klarifikasi tidak menurunkan skor.
3. Berapa skor ideal IELTS Speaking untuk kuliah di luar negeri?
Biasanya 6.0 ke atas, tetapi jurusan seperti Psychology, Medicine, Law, seringkali meminta lebih tinggi.
Menghindari kesalahan umum IELTS Speaking bisa meningkatkan skor hingga satu band lebih tinggi. Dengan latihan yang tepat dan pendampingan konselor profesional, kamu bisa tampil lebih percaya diri dan alami di ruang ujian.
Kalau kamu ingin tahu strategi belajar terbaik atau ingin ikut simulasi 雅思 resmi, AUG学生服务 siap membantu.
Konsultasikan rencanamu kuliah keluar negeri bersama AUG Student Services.